Sabtu, 30 Oktober 2010

Dua Putra Maluku Siap Bela Merah Putih

Malam ini dua putra Maluku, Noudly Manakane dan Sonny Manakane akan membela tim merah putih pada kejuaraan Intercontinental Super The Fight pada klas Bantam dan Super Bantam yang akan digelar di Taman Impian Jaya Ancol. Noudly Manakane dan Sonny Manakane selama ini dibina oleh Sasana Siwalima yang dibentuk oleh Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, untuk menghimpun petintu-petinju asal Maluku.. Noudly Manakane (27) adalah juara Pan Asia Boxing Association (PABA). Dia akan bertarung melawan Marq Quon (32), juara enam PABA dari Australia, pada kelas Bantam. Dilihat dari umur Mark, petinju asal negeri kanguru itu jauh lebih tua disbanding Nouldy. Nouldy tercatat bertarung sebanyak 32 kali. 21 kali menang yang terdiri dari 12 menang KO, dan 9 menang angka. Dia juga tercatat 10 kali kalah dan empat diantaranya kalah KO, dan satu kali drow. Jam terbang Nouldy lebih tinggi dari pada Mark. Mark hanya 11 kali tanding, dan 9 kali menang dua diantaranya menang KO. Dan tercatat dua kali kalah KO. Sementara di kelas Super Bantam, Sonny Manakene akan melawan Dianaver Orcales yang juga dari negeri Kanguru. Sony, petinju berumur 29 tahun itu naik ring sebanyak 21 kali.13 kali menang, tujuh diantaranya menang KO, dan Soni kalah sebanyak enam kali, dan empat diantaranya kalah KO. Dia pernah dua kali drow. Sementara Dianaver hanya naik ring sebanyak sembilan kali. Petinju umur 32 tahun itu tiga kali menang, satu diantaranya menang KO, dan empat kali kalah angka. Dua diantarnya drow. Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, kepada wartawan Ambon Ekspres, Taufik Kadafik Namakule, di Jakarta mengatakan, pihaknya sangat optimis akan memenangkan pertarungan di atas ring. Ia yakin, Manakane bersaudara akan menangkan pertarungan itu. “Saya yakin mereka akan menang. Karena persiapannya sudah sangat mantap. Mereka latihan dan selalu menjaga kondisi untuk pertarungan ini,” kata gubernur. Dia mengatakan, kemenangan mereka nantinya akan membuat perubahan terhadap dunia tinju di Maluku. Karena Maluku tidak akan lagi berkutat pada tinju amatir, tapi akan didorong untuk kelas dunia seperti WBA. “Jika Nouldy menang, kami akan dorong untuk maju ke kelas dunia. Karena dia juga sudah beberapa kali berturut-turut memegang juara PABA kelas Bantam,” kata gubernur. Hal yang sama disampaikan Promotor, Neneng A. Tuty. Kata dia, petinju Maluku diprediksi akan menang, karena persiapan untuk naik ring telah dipersiapkan sejak tiga bulan lalu. “Kami yakin menang. Karena mereka telah berlatih sejak tiga bulan lalu,” katanya. Nada serupa juga datang dari Sekertaris Umum KONI Maluku, Albert Fenanlampir. “Kami yakin mereka menang. Karena di Sasana Siwalima mereka telah berlatih dengan baik jauh-jauh hari sebelumnya,” katanya.

sumber : www.ambonekspres.com

Ungkapkan Ada Kerinduan Gio Datang ke Maluku




Sebagai koran terdepan dalam memublikasikan berita-berita segar seputar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, maupun berita-berita olahraga lokal, Ambon Ekspres (Ameks) dipuji banyakkalangan, terutama pendukung fanatik timnas Belanda, selama gelaran event sepak bola sejagat itu. Orangtua Giovanni Van Bronckhorst, kapten timnas Belanda di Piala Dunia 2010, Victor van Bronckhorst (50) dan Fransien ’’Sien’’ Sapulette (52) juga mengaku bangga dengan konsistensi koran ini. Minggu (24/10) sekira pukul 19.40 WIT sebuah pesan singkat masuk ke ponsel saya. Saat itu, saya lagi konsentrasi penuh untuk menulis berita berikut mengedit berita milik reporter olahraga Ambon Ekspres (Ameks). ’’Dear Mr Rony Samloy....we are the parents from Giovanni van Bronckhorst. If you appreciate we can give and interview.! So you can publicate the most recent news about Gio (Giovanni) and the real details in your newspaper Ambon Ekspres. Sincerly Victor van Bronckhorst,’’ begitu kalimat SMS Victor van Bronckhorst yang prinsipnya ingin mengajak saya bertemu sekaligus memberikan komentar di koran ini. Saya sempat membalas dengan kalimat berbahasa Inggris yang tak begitu fasih. Namun, karena sama-sama tak fasih menggunakan bahasa Inggris, Victor mengajak saya menggunakan bahasa Indonesia (Melayu). Saya sambut keinginan beliau dan disepakati pertemuan kami dilangsungkan di Café Sibu-sibu, Jalan Said Perintah Ambon, Kamis (28/10) petang, persis pukul 16.00 WIT. Dan bersyukur karena pertemuan penuh keakraban itu akhirnya terlaksana. ‘’Slamat sore, Tuan Victor (Van Bronckhorst) saya sudah (tunggu) di Sibu-Sibu,’’ bunyi konfirmasi saya sekira pukul 15.50 WIT . ‘’Oke Bung, tunggu ya..!,’’ balas Victor mengonfirmasi kedatangannya ke Café khas Maluku kepunyaan Victor Manuhuttu dan June Tahitu itu. Tak sampai lima menit, Victor dan Sien tiba bergegas turun dari mobil mereka dan langsung menuju lokasi pertemuan. Mereka datang ditemani Max Manuputty, warga Maluku di Negeri Belanda, yang mengaku berteman akrab dengan Marthen Sarimanella, eks Pelita Jaya Jakarta 90an yang kini menjabat Raja Negeri Passo. Marten juga termasuk pengurus teras PSSI Maluku periode 2009-2013. Membuka pembicaraan, Victor katakan, selama perhelatan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, dia banyak mendengar tentang fanatisme pendukung sepak bola di Maluku, terutama Kota Ambon dan sekitarnya dari Jimmy Pentury, jurnalis Marinyo di Belanda. Fanatisme itu melebihi euforia di tempat lain di Indonesia. ‘’Wow, kata Jimmy, luar biasa dukungan orang di sini (Maluku) kepada timnas Belanda,’’ ungkapnya dalam bahasa Indonesia yang tak fasih. Beruntung ada Max yang bisa sedikit menerjemahkan maksud Victor yang banyak bercerita soal anaknya selama menjadi pemain amatir, pemain profesional di Feyenoord, Barcelona, Arsenal, hingga terpilih menjadi kapten timnas Belanda di Piala Dunia 2010. Itu luar biasa, sebab dalam sejarah perjalanan sepak bola Belanda, jarang ada pemain keturunan memegang ban kapten timnas. Giovanni membuktikan itu bahwa orang Maluku bisa melakukan tugas itu dengan baik meski Belanda hanya mampu merengkuh posisi runner-up setelah ditekuk Spanyol 0-1 di partai final Piala Dunia Afrika Selatan, 12 Juli lalu. Victor berkisah, Gio, sapaan akrab Giovanni, memulai debut di klub amatir setempat, Elmo. ‘’Waktu itu Gio masih berusia 6-7 tahun. Meski masih belia, talenta besar Gio sudah tampak ke permukaan karena setiap laga dia mampu menjaringkan 10 gol,’’ kisah Victor seraya memesan minuman kepada pelayan Café Sibu-sibu. Karena Elmo merupakan tim binaan Feyenoord, potensi Gio dilirik Feyenoord. Sewaktu merapat di De Kuip, markas Feyenoord, Gio kecil berumur 8 tahun. ‘’Tapi, di Feyenoord dan tim lain di Belanda, tidak gampang masuk menjadi bagian pemain inti. Harus ada seleksi. Waktu Gio masuk Feyenoord dia ikut seleksi dan main dalam laga persahabatan bersama Ajax Amsterdam, dan PSV Eindhoven. Selama di Feyenoord, Gio rajin latihan, disiplin, sekolah (sepak bola) dengan baik. Dan yang utama, dia menjaga mentalnya, tak gampang ikut arus,’’ lanjut Victor. ‘’Untuk Gio kita selalu nasehati agar jalan lurus, jalan rata-rata, jangan belok ke kiri dan ke kanan. Intinya, disiplin, kerja keras, dan mentaliteit (jaga mental),’’ sambung Sien, ibunda Gio. Di mata Victor, Sien dan Max, banyak warga Maluku di Belanda punya talenta yang baik di sepak bola, juga cabor lain, tetapi kurang menjaga mentalitas sehingga akhirnya tak berkembang. Mereka mencontohkan, Boby Petta, yang merupakan rekan setim Gio di Feyenoord. Pada paruh 1992, dalam laga persahabatan antara Feyenoord kontra Barcelona, Boby mampu mengemas dua gol kemenangan Feyenoord. Sayang, Boby tak bisa memperkuat timnas Belanda karena punya mentalitas buruk. Ini tak sebanding Gio yang membela timnas Belanda 126 kali (caps) sebelum pensiun. ’’Gio konsisten. Selain punya bakat yang luar biasa, orangnya tenang, disiplin, pekerja keras, dan punya mental yang baik. Gio itu jenderal lapangan yang bisa menjadi dirigen yang baik, dan itu diakui banyak orang,’’ salut Victor dan Max. Karena tampil terbaik ketika berkostum Feyenoord, Gio dipanggil KNVB untuk membela timnas U-15 Belanda. Rekan seangkatannya antara lain Clarance Seedorf (kini di AC Milan) dan Patrick Kluivert. Kariernya terus melesat hingga Gio dipercayakan pelatih Bert van Marwijk menjadi kapitan De Oranje, julukan timnas Belanda, di Piala Dunia Afrika Selatan. Victor menampik kabar bahwa Gio kini berada di Ambon dan sempat menikmati keindahan panorama Pantai Hutumuri, Pulau Ambon. ’’Itu tak benar, Gio masih di Belanda,’’ tepisnya ringkas. Ditanya apakah ada keinginan Gio untuk datang ke tanah kelahiran leluhurnya, Maluku, setelah pensiun dari lapangan hijau usai perhelatan Piala Dunia 2010, Victor katakan ’’Oh iya’’. Tetapi, jelas Victor dan Max, keinginan itu belum bisa terkabul dalam waktu dekat karena saat ini Gio tengah melatih skuad Feyenoord junior dan lagi praktek di timnas muda Belanda sebagai asisten pelatih. ’’Memang ada keinginan Gio ke sini (Maluku), dan itu diakui Gio sendiri kepada kita. Hanya saja, dia masih sibuk, waktunya terkuras menjadi pelatih dan orangtua bagi Jake dan Joshua. Jadi belum bisa ditentukan kapan (ke Maluku),’’ sahut Victor diamini Sien. Menyinggung apa perbedaan pembinaan sepak bola di Belanda dan di Indonesia, terutama di Maluku, Victor berujar terlalu jauh untuk membandingkan, ibarat langit dan bumi. ’’Di sana (Belanda), ada talenta, fasilitas memadai, anggaran apalagi, pemain amatir dapat uang saku dan juga kedisiplinan serta mental yang diutamakan. Di sini, mungkin talenta ada, tapi fasilitas, anggaran, maupun mentalitas pemain yang perlu diprioritaskan. Mental itu penting,’’ jelas Victor. Ditambahkan Max, di Belanda latihan dilakukan dua kali sehari. ’’Di sini, sesuai pembicaraan dengan Bung Marten Sarimanella karena beliau juga melatih, latihan jarang dilakukan. Dan harus dibedakan antara main bola dan atletik. Kalau atletik itu sifatnya perorangan, sementara sepak bola itu permainan tim, ada kerja sama antarpemain. Jadi tak boleh individual. Anda (wartawan) bisa lihat, Gio waktu main di Barcelona bersama Ronaldinho, tak pernah main individual. Sepak bola di sini harus merangkak dari filosofi ini, bahwa ini permainan tim, kolektifitas itu penting,’’ jabar Max yang mengaku dari Negeri Suli. Victor mengaku bersama istrinya, mereka sudah berkali-kali datang ke Ambon. Maklum, ibu Victor, Alfira Manuhuttu, asal Saparua. Ibunda Gio, Sien Sapulette berasal dari Siri-Sori Sarani (bukan Ulath), sementara nenek Gio dari garis ibu bermarga Lilipaly dari Ihamahu, Saparua. Keluarga besar ibunda Gio berada di Siri-Sori Sarani (Saparua), Lateri, Soya, Kudamati, dan Mahia. ’’Pertama kita datang pada November 1997. Waktu konflik sosial di Maluku, saya dan Sien tak bisa datang. Kita baru datang lagi pada Juli 2008 bersama SV Jong Ambon (klub amatir di Belanda). Waktu ke Ambon Plaza (Amplas) saya ditanya penjual kacamata, orangtua Giovanni ada di Ambon? Saya jawab; ya..ya..betul,’’ ujar Victor seraya melemparkan senyum kepada istrinya. Secara khusus Victor dan isteri memberikan respon positif dan apresiasi yang tinggi atas komitmen dan konsistensi Ameks memuat berita-berita seputar Gio dan pemain-pemain Belanda berdarah Maluku untuk memotivasi persepakbolaan Maluku, dan Indonesia secara umum. ‘’Saya apresiasi Ambon Ekspres untuk hal ini,’’ ucap Victor seraya mengacungkan jempolnya kepada saya. Dia pun bergegas membuka laptop pribadi merk Compact untuk memutarkan film penyambutan dan yel-yel sukacita pendukung timnas Belanda di Afrika Selatan. Dalam laptop itu juga ada foto Gio bersama sang istri, Maricka van Bronckhorst, kedua putra Gio (Jake dan Joshua), Elfira (adik perempuan Gio), Denis (adik laki-laki Gio), Jashinto dan Javaro (keponakan Gio), Victor dan Sien serta menantu mereka di rumah pribadi mereka di Rotterdam. ‘’Jadi cucu saja itu ‘’4 J ‘’ (Jake, Joshua, Jashinto, Javaro),’’ seloroh Sien. Selain itu, ada foto-foto Gio dengan fansnya, dan penghargaan dari pihak sponsor dan penyandang dana untuk kalangan cucu veteran di Belanda. ’’Kami akan selalu ingat Ambon,’’ ulas Victor. Kedatangan kedua orangtua Gio menjadi sebuah surprise dan motivasi di tengah ironi pesepak bola Maluku:Merana di persepakbolaan Indonesia, tetapi bersinar di atmosfir persepakbolaan dunia. (*Laporan: RONY SAMLOYAmbon*)

www.ambonekspres.com

Jumat, 29 Oktober 2010

Bila Ada Pungutan, Kepsek dan Guru Akan Ditindak

Namlea, AE.- Langkah Pemkab Buru untuk memperhatikan sektor pendidikan ternyata bukan isapan jempol belaka.

Saat menerima kehadiran tim pemulangan anak putus sekolah di ruang kerjanya, Bupati Buru Husnie Hentihu mengatakan, dirinya akan bertindak tegas kepada guru dan kepala sekolah (kyang masih melakukan pungutan di sekolah. Hal ini disampaikan Hentihu terkait adanya laporan warga kalau masih ada sekolah yang memberlakukan pungutan kepada para siswanya. Bahkan bila pungutan tidak dibayar, maka pihak sekolah menahan ijazah milik siswa. ”Ada temuan tim dilapangan kalau ijazah siswa lulusan SD ditahan oleh oknum guru lantaran belum membayar biaya pengambilan ijazah sebesar Rp 20 ribu. Saya sangat menyayangkan sikap seperti ini,” tutur Hentihu. Menurut dia, saat ini sudah tidak ada lagi pungutan-pungutan di sekolah. Dan kalaupun kedapatan, berarti tindakan para guru maupun kepala sekolah ini sama sekali bertentangan dengan kebijakan pemerintah. ”Sekarang ini sudah tidak ada lagi pungutan di sekolah-sekolah. Jadi kalau ada laporan baik dari orang tua maupun tim maka akan saya tindak tegas,” kata Hentihu. Hentihu berharap agar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Buru dapat menelusuri kebenaran laporan tersebut. ”Kalau memang ada data tentang pungutan yang masih diberlakukan di sekolah maka sanksinya kepala sekolah harus dicopot dari jabatan,” tegasnya. Dirinya menambahkan, selama ini dana untuk kebutuhan pendidikan di Kabupaten Buru cukup besar. Selain bantuan APBD, sekolah-sekolah juga menerima dana lainnya seperti dana BOS. ”Di sekolah itu ada dana BOS serta beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. Lalu kenapa masih saja dijumpai adanya pungutan ? Ada apa sebenarnya?” katanya penuh tanya. (MNK)

Demo Ricuh Dihari Sumpah Pemuda di Ambon-Maluku


Ratusan pemuda dari berbagai elemen organisasi kemarin turun ke jalan bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.

Mereka mengaku risau dengan kondisi bangsa ini yang kian terpuruk baik dari sisi ekonomi, politik, maupun toleransi dalam beragama, ditambah dengan bencana alam datang silih berganti. Elemen pemuda yang berasal dari, Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan AMPERA, melakukan aksi demonstrasi mewarnai hari Sumpah Pemuda, memulai aksi demo sekitar pukul 10.00 Wit. Mereka langsung menguasai perempatan jalan depan Polsek Sirimau yang berdekatan dengan monument Gong Perdamaian. Dalam orasinya GMNI menyatakan, semangat sumpah pemuda merupakan momentum penting ketika bangsa kian terpuruk. “Banyak persoalan kemasyarakatan yang telah diabaikan oleh pemerintah,” kata salah satu orator dari GMNI Cabang Ambon. Akumulasi dari persoalan ini, GMNI menuntut Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono turun dari jabatannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Untuk persoalan di Maluku, GMNI menuntut Kapala Kejaksaan Tinggi Maluku segera diturunkan dari jabatannya karena dianggap gagal dalam mengatasi kasus-kasus korupsi. Ditempat yang sama, koordinator aksi IMM, Immawan Taher Fua, mengatakan momentum sumpah pemuda dijadikan sebagai hari untuk mengungkapkan berbagai fakta korupsi yang ada di Maluku, dan persoalan kemiskinan yang kian akut. Aksi itu nyaris berakhir dengan baku hantam antara pendemo dan kepolisian. Insiden ini berawal dari aksi bakar ban oleh massa, yang kemudian dipadamkan oleh polisi. Aksi polisi ini memicu kemarahan massa, yang menolak pembakaran ban bekas itu dihentikan. Sambil bergandengan tangan mereka melingkari ban bekas yang siap dibakar lagi. Polisi hanya bisa menyediakan air, namun tidak bisa menyiramkan kedalam ban yang sudah dibakar untuk kedua kali. Pemadaman oleh pihak kepolisian tidak dilakukan, karena pendemo mengancam akan melakukan adu fisik. Sebanyak satu pelaton aparat kepolisian dari Polda Maluku dan Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau (Pp) Lease dikerahkan untuk mengamankan demonstrasi tersebut. Dari jumlah personil yang diterjunkan ke lapangan itu, sebanyak 214 personil berasal dari Polres Pulau Ambon dan Pp Lease. Pimpinan Kejati Pilih ‘Sembunyi’ Emosi ratusan demonstran yang sempat membakar ban bekas di perempatan Polsek Sirimau itu, mengamuk lagi ke Kejati Maluku, setelah mendapat perlakuan yang tak wajar. Dua jam berorasi dari pukul 12.15 Wit sampai pukul 14.47 Wit, pimpinan kejaksaan tidak juga menemui pendemo. Bahkan gerbang kantor kejaksaan sengaja ditutup rapat sehingga demonstran hanya melakukan orasi di luar lingkungan Kejati. Tak menerima perlakuan itu, ratusan massa mulai melakukan upaya paksa dengan menjebol gerbang kejaksaan. Beruntung kawalan puluhan anggota kepolisian berhasil menghentikan upaya tersebut. Demonstrasi yang meminta Kejati segera tuntaskan korupsi di Maluku itu, makin memanas ketika upaya bertemu kepala kejaksaan dihalang-halangi. Beberapa staf kejaksaan terlihat berjaga di dalam lingkungan kejati, mereka mengunci pintu gerbang dan meminta demonstran diwakili beberapa orang saja. Negosiasi antara staf Kejati dengan demonstran justeru berbuah kecaman, saat syarat yang diminta kejaksaan dinilai aneh. Demonstran diizinkan masuk kecuali tidak berorasi. Syarat itu lantas mendapat cemoohan dari demonstran, akhirnyadua ban mobil dibakar tepat didepan kantor Kejati. Pimpinan kejaksaan tidak juga menemui demonstran meski suasana kian kacau, bahkan pendemo mengancam akan membongkar gerbang kantor Kejati. Massa akhirnya memanjat tembok pagar Kejati. Sekitar pukul, 12.20 wit suasana demonstrasi mulai berubah, salah satu pendemo, Rustam Fakaubun yang geram dengan sikap kejaksaan langsung masuk ke dalam lingkungan kantor kejati melalui pagar untuk berorasi. Aksi itu mendapat respon keras dari kejaksaan, hingga salah satu jaksa menyerangnya dangan menarik baju Fakaubun. Kejadian itu nyaris membuat ratusan massa masuk ke dalam kantor kejaksaan, namun petugas kepolisian berhasil menghalau. Akhirnya terjadi saling dorong antar massa dengan petugas dan menyebabkan beberapa lampu hias pagar Kejati pecah. Aksi terus berlanjut. beberapa kali terlihat lemparan kayu ke dalam kantor Kejati serta batu yang meluncur entah dari pihak demosntran atau staf Kejati. yang pasti akibat saling lempar itu satu lampu hias pecah lagi. Demonstran dan beberapa pegawai Kejati terihat saling mengancam, dan mengacungkan kepal namun tidak sampai terjadi adu fiksik. Sekitar pukul 13.05 wit, demonstran mulai tenang, komunikasi antara mereka dengan kepolisian berjalan baik. Sayangnya pimpinan Kejaksaan tidak juga menemui demonstran. Informasi yang diperoleh koran ini, Kajati Maluku, Sugiarto sedang keluar daerah, sendangkan Wakajati, I Gde Sudiatmaja menggantikan posisi kajati sementara. Sayangnya, hingga demontransi berupah insiden, wakajati tidak juga menampakan dirinya. Menurut keterangan beberapa staf kejaksaan, Sudiatmaja masih berada dalam kantor kejaksaan. (M3/IQI/M1)

Sumber  : www.ambonekspres.com

Kamis, 28 Oktober 2010

Pelajar SMP Nekat Nyuri Gara-Gara Ingin Punya Blackberry


Jakarta - Ada-ada saja ulah anak sekolah zaman sekarang. Gara-gara ngiler lihat Blackberry rekan satu sekolah, Rif (15), siswa SMP di Depok nekat mencuri BB 8250 milik pedagang handphone di Jembatan Item, Rawa Bening, Jakarta Timur. Akibatnya Rif harus berurusan dengan polisi.

"Teman-teman pake BB (Blackberry), saya ingin punya juga tapi enggak ada uang," kata Rif kepada wartawan di Polsektro Jatinegara, Jalan MT Haryono, Cawang, Kamis (28/10/2010).

Akibatnya, Rif gelap mata dan mengambil jalan pintas untuk memiliki BB yang sudah lama ia idam-idamkan. "Mau gimana lagi, daripada diejekin pake hape jadul," ucapnya.

Kejadian bermula saat Victor Adang Nurjadi (31) hendak menutup lapak handphone secondnya, di Jalan Raya Bekasi Timur, Kamis (28/10/2010), sekitar pukul 16.00 WIB. Saat tengah mengemasi barang dagangannya, Victor sontak terkejut karena barang dagangannya kurang satu.

"Waktu saya beres nunduk beresin barang, BB dagangan sudah hilang," kata Victor di Polsektro Jatinegara, Jalan Otista, Jakarta Timur, Kamis(28/10/2010).

Saat itu juga laki-laki berperawakan tinggi dan berkulit putih itu melihat seorang bocah berseragam sekolah berlari kencang ke arah Kampung Melayu.

Rif berhasil diamankan Victor dan warga setempat setelah berusaha melarikan diri ke arah Kampung Melayu. Namun, BB yang dicuri sudah tidak ada di tangan Rif.

"Saya lihat BB-nya di lempar ke kali Jembatan Lima waktu dia (Rif) kabur," ujarnya.

Dengan alasan ingin barang dagangannya kembali, Victor meminta Rif untuk mencari BB yang dilemparnya ke kali. Namun, barang yang dicarinya itu tidak diketemukan.

Rif selanjutnya diserahkan ke Polres Jakarta Timur untuk diperiksa Unit Perlindungan Perempuan dan Anak karena usianya yang masih tergolong di bawah umur.


Sumber  : www.detik.com

Selasa, 26 Oktober 2010

Hari Ini Tengko Dilantik (bupati Aru)

Bupati Aru
Hari Ini Tengko Dilantik
Meski berstatus tersangka, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu atas nama Mendagri tetap akan melantik Theddy Tengko sebagai Bupati Aru untuk kedua kalinya hari ini.

Pelantikan dilakukan dengan syarat, jika Tengko terbukti bersalah akan dinonaktifkan dari jabatanya. ’’Setahu saya ada dua Surat Keputusan (SK) dari Mendagri. Yang satunya SK pelantikan. Dan, satunya SK penonaktifan. Nah jika proses hukum Tengko terbukti bersalah akan dinonaktifkan Tapi proses pelantikan (Selasa hari ini) tetap jalan,’’kata Kabag Humas Pemprov Maluku Semmy Huwae di Kantor Gubernur kemarin. Soal aksi demo dari Mahasiswa Aru soal desakan penundaan pelantikan Tengko, Huwae memberikan apresiasi.’’Itu dinamika politik yang harus diapresiasi. Apalagi di era reformasi. Tapi saya tekankan proses pelantikan tetap jalan,’’terangnya. (YOS/IQI)

sumber : http://www.ambonekspres.com/

SEJARAH KOTA AMBON

Pada tahun 1575, saat dibangunnya Benteng Portugis di Pantai Honipopu, yang disebut Benteng Kota Laha atau Ferangi, kelompok-kelompok masyarakat kemudian mendiami sekitar benteng. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut kemudian dikenal dengan nama soa Ema, Soa Kilang, Soa Silale, Hative, Urimessing dan sebagainya. Kelompok-kelompok masyarakat inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kota Ambon. Dalam perkembangannya, kelompok-kelompok masyarakat tersebut telah berkembang menjadi masyarakat Ginekologis territorial yang teratur. Karena itu, tahun 1575 dikenal sebagai tahun lahirnya Kota Ambon. Pada tanggal 7 September 1921, masyarakat Kota Ambon diberi hak yang sama dengan Pemerintah Colonial, sebagai manifestasi hasil perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku. Momentum ini merupakan salah satu momentum kekalahan politis dari Bangsa Penjajah dan merupakan awal mulanya warga Kota Ambon memainkan peranannya di dalam Pemerintahan seirama dengan politik penjajah pada masa itu, serta menjadi modal bagi Rakyat Kota Ambon dalam menentukan masa depannya. Karena itu, tanggal 7 September ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Kota Ambon.
Sejarah Penentuan Lahirnya Kota Ambon
Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan jatuh pada tanggal 7 September 1575 dalam suatu seminar di Kota Ambon. Bagaimana penentuan hari jadi kota kita yang telah berumur ratusan tahun itu, sejarahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Bahwa yang mengambil inisiatif atau gagasan untuk mencari dan menentukan hari jadi atau hari lahir Kota Ambon adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Ambon Almarhum Letnan Kolonel Laut Matheos H. Manuputty (Walikota yang ke- 9).
Untuk itu dikeluarkannya Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah tingkat II Ambon tertanggal 10 Juli 1972 nomor 25/KPTS/1972 yang diubah pada tanggal 16 Agustus 1972, yang isinya mengenai pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon. Kemudian dengan suratnya tertanggal 24 Oktober 1972 nomor PK. I/4168 selaku Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon menyerahkan tugasnya itu kepada Fakultas Keguruan Universitas Pattimura untuk menyelenggarakan suatu seminar ilmiah dalam rangka penentuan hari lahir Kota Ambon.
Selanjutnya pada tanggal 26 Oktober 1972 Pimpinan Fakultas Keguruan mengadakan rapat dengan pimpinan Jurusan Sejarah dan hasilnya adalah diterbitkannya Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan Universitas pattimura tertanggal 1 Nopember 1972 nomor 4/1972 tentang pembentukan Panitia Seminar Sejarah Kota Ambon. Seminar sejarah ini berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 17 Nopember 1972, dihadiri oleh kurang lebih dua ratus orang yang terdiri dari unsur-unsur akademis, Tokoh Masyarakat dan Tokoh adat serta aparat Pemerintah Kodya Ambon maupun Provinsi Maluku.

Bra Bertahta Berlian Seharga Rp 18 miliar

Bra Bertahta Berlian Seharga Rp 18 miliar
Model Adriana Lima menjadi pusat perhatian masyarakat New York. Ia tengah mengkampanyekan koleksi terbaru dari Victoria’s Secret dengan memakai bra mewah bertahtakan batuan berharga.

Setelah sebelumnya mempopulerkan bra mewah Victoria's Angel seharga Rp 26,7 miliar, kini Victoria's Secret kembali memamerkan bra seharga Rp18 miliar. Ini adalah salah satu bra yang bernilai tinggi. Menurut model berusia 29 tahun ini, bra itu adalah sebuah karya seni yang fantastis. Lagipula, ia mengaku sebagai pecinta berlian yang menurut Lima selalu menjadi teman bagi seorang gadis terbaik. Pakaian dalam mewah ini mengandung kadar 142 karat, termasuk 60 karat berlian putih ultraluxe, topazes, dan safir. Butuh waktu lebih dari 1.000 jam untuk merangkai bra mewah tersebut. Yang membuat bra ini tambah menarik, tentu saja setiap orang yang mengenakannya membutuhkan penjagaan khusus dari petugas keamanan. (rry/ald/RMOL)
 
http://www.ambonekspres.com/index.php?option=read&cat=46&id=31564
 

Jumat, 22 Oktober 2010

test sepeda baru

Alkisah di ceritakan Awirano yang bawa sepeda dengan manto Yang bawa noken dong dua dapat cewe cantik sakali....
singkat cerita dong tiga ketemuan.....mau tau kelanjutannya cek TPK